1 Riedl: Pemain Kasar = Pemain Tidak Berguna Thu Jan 20, 2011 2:00 am
junk.creature
Moderator
INILAH.COM, Jakarta – Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl kembali menegaskan pentingnya seorang pemain menghindari pelanggaran. Sang pelatih sempat mendamprat peserta seleksi karena bertindak kasar.
Di pertengahan sesi sore hari pertama seleksi gelombang ketiga, Sabtu (15/1), di Lapangan C, Senayan, Jakarta, seorang pemain mendorong pemain lain hingga terjatuh kala berebut bola udara. Riedl pun berteriak dari pinggir lapangan dan tak lama kemudian masuk ke lapangan untuk mengingatkan semua peserta seleksi.
“Membuat pelanggaran itu bukan bagian dari sepak bola. Setiap pelanggaran yang Anda lakukan, Anda merugikan tim Anda sendiri,” ujar Riedl kepada wartawan usai memimpin latihan sekaligus seleksi.
“Itu berarti Anda kehilangan bola. Saat wasit memberikan pelanggaran, Anda kehilangan bola karena bola sekarang menjadi milik lawan,” lanjut Riedl.
Menurutnya, pemain yang punya kebiasaan bermain kasar tidak punya kans masuk timnya. “Pemain yang terlalu sering melakukan pelanggaran tidak ada gunanya,” tegas Riedl.
“Anda harus bisa bermain sepak bola tanpa pelanggaran. Memang pelanggaran tidak dapat dihindari, tetapi Anda harus berusaha. Saya mengajari mereka bermain sepak bola, bukan rugbi,” tukasnya.
Riedl menganggap kebiasaan bermain kasar ini didapat dari budaya bermain kasar di liga Indonesia, yang seringkali lolos dari hukuman wasit. Kebiasaan seperti ini bisa mendatangkan masalah jika dibawa ke level internasional.
Pelatih asal Austria itu memang sangat anti terhadap permainan kasar. Saat memimpin latihan Timnas Indonesia senior maupun U-23, seringkali sang pelatih berteriak, “No tackle, no tackle!” setiap melihat pemainnya terlalu bernafsu merebut bola.
Di pertengahan sesi sore hari pertama seleksi gelombang ketiga, Sabtu (15/1), di Lapangan C, Senayan, Jakarta, seorang pemain mendorong pemain lain hingga terjatuh kala berebut bola udara. Riedl pun berteriak dari pinggir lapangan dan tak lama kemudian masuk ke lapangan untuk mengingatkan semua peserta seleksi.
“Membuat pelanggaran itu bukan bagian dari sepak bola. Setiap pelanggaran yang Anda lakukan, Anda merugikan tim Anda sendiri,” ujar Riedl kepada wartawan usai memimpin latihan sekaligus seleksi.
“Itu berarti Anda kehilangan bola. Saat wasit memberikan pelanggaran, Anda kehilangan bola karena bola sekarang menjadi milik lawan,” lanjut Riedl.
Menurutnya, pemain yang punya kebiasaan bermain kasar tidak punya kans masuk timnya. “Pemain yang terlalu sering melakukan pelanggaran tidak ada gunanya,” tegas Riedl.
“Anda harus bisa bermain sepak bola tanpa pelanggaran. Memang pelanggaran tidak dapat dihindari, tetapi Anda harus berusaha. Saya mengajari mereka bermain sepak bola, bukan rugbi,” tukasnya.
Riedl menganggap kebiasaan bermain kasar ini didapat dari budaya bermain kasar di liga Indonesia, yang seringkali lolos dari hukuman wasit. Kebiasaan seperti ini bisa mendatangkan masalah jika dibawa ke level internasional.
Pelatih asal Austria itu memang sangat anti terhadap permainan kasar. Saat memimpin latihan Timnas Indonesia senior maupun U-23, seringkali sang pelatih berteriak, “No tackle, no tackle!” setiap melihat pemainnya terlalu bernafsu merebut bola.